Senin, 16 Maret 2020

PUISI UNTUK DOKTOR PERUT


Ku tuliskan PUISI ini untuk mu
Dengan pena iklas di atas lembar kertas hati yang putih...

Ku gambarkan raut wajah hati mu yang penuh asa
Berlari cepat merampas roti goreng kaum agamawi golongan mu...

Ku lukiskan roman isi tengkorak mu
yang penuh ambisi
Memasang baliho iman mu
Merebut kesempatan meraih upah
Dari kelompok kerja kaum intelek papan bawah.

Ternyata doktor mu SEKELAS anjing yang kau najiskan....
Dan SEBANGKU dengan babi BAMPRES selama masa S3 mu...
Miris...

Merapatlah ke sini...
Akan ku ajari kau bagaimana beragama yang benar dengan parang Tana Tadon yang mungkin kau miliki.

Bila iman mu kuat karena agama mu tanpa Lewo Tana...
Leher mu kan berubah sekejap menjadi besi beton yang tak termakan parang...

Pulanglah ke tana kita...
Akan ku ajari kau bagaimana berilmu yang benar dengan tombak Adonara yang mungkin kau simpan

Bila akal mu sehat karena nabi mu tanpa Leluhur....
Dada mu kan berubah sekejap menjadi batu pegunungan yang tak termakan oleh tombak...

Sayangnya ini PUISI saman lampau....
Dan kita sedang berada di petak saman ini...

Petak yang menunggu hadir mu
Tuk sekedar ku ludahi mulut mu yang mengharamkan anjing tapi mengikuti perilakunya....

dan
Ku tutup puisi ku untuk menunggu sua kita.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar